“Dari tadi melihat teman-teman kayaknya bagus-bagus semua dan sudah berpengalaman. Rasanya agak sedikit kurang percaya diri,” katanya usai tampil dalam lomba cipta dan baca puisi di ballroom Hotel Grand Mercure Mirama, Surabaya, Rabu, 27 September 2017. Kompetitor yang dianggapnya berpenampilan bagus adalah kontingen asal Bali dan Jambi.
Namun, setelah mengingat banyaknya dukungan dari orang tua, guru, kepala sekolah, dan teman-temannya, ia dapat mengatasi perasaan itu. “Saya juga melihat juri. Menurut saya raut wajah juri terlihat biasa saja, tapi dari tatapan mata terlihat teliti, melihat sampai dalam banget,”
Cesil tidak mempermasalahkan menang atau kalah asal lomba berjalan sportif dan adil. Ia akan bersikap lapang dada dan menerima keputusan akhir. Ia hanya fokus pada target yang dipancangnya. “Target saya memberikan yang terbaik, jadi biar menang atau kalah tidak apa-apa. Kalau menang syukur, kalau tidak, ya tidak apa-apa karena sudah dapat pengalaman sampai tingkat nasional seperti sekarang,” ucapnya.
Menurut Cesil, dengan mendapat teman baru di FLS2N, wawasannya pada budaya di Indonesia akan bertambah. “Bisa paham bagaimana budayanya dan cara bicaranya. Jadi bisa lebih membaur dan menyatu, bisa lebih mengenal Indonesia walaupun dari orang-orangnya saja,” tutur siswi yang bercita-cita menjadi dokter bedah ini.* (Dery Damara)