[caption id="attachment_11230" align="aligncenter" width="300"] Michael Wisesa Hamel[/caption]
Minahasa Selatan (Dikdasmen): Mempunyai perawakan indo, Michael Wisesa Hamel, siswa kelas VIII SMP Santa Maria Surabaya, Jawa Timur, ternyata masih grogi saat tampil dalam lomba Story Telling tingkat SMP yang dilaksanakan di Hotel Sutan Raja Amurang, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.
Ayah Michael adalah keturunan Kanada sedangkan ibunya Tionghoa. Memiliki wajah bule tidak otomatis membuat dirinya percaya diri penuh pada lomba ini.
“Keturunan bule sama sekali membuat saya tidak merasa di atas angin. Saya masih deg-degan tampil,” ujar siswa kelahiran Denpasar, Bali, ini, Selasa (30/8/2016).
Menurut Michael, semua peserta lomba menjadi saingan beratnya. Sebab mereka adalah juara di provinsinya masing-masing. Ada peraturan lomba yang melarang peserta untuk melihat penampilan peserta yang sedang tampil. “Sehingga saya tidak tahu apakah mereka lebih baik atau tidak,” katanya.
Michael membawakan dua cerita, yaitu cerita rakyat dari daerah Madura yang berjudul Joko Tole dan What Goes Around Comes Around yang diambil dari internet dan ditulis ulang alur ceritanya.
Menurut Bernard Rizky Noweng, pelatih dan guru bahasa Inggris Michael, anak didiknya sudah memiliki modal awal yaitu rasa percaya diri. Rasa itu diasah di sekolah. “Setiap ada kegiatan, Michael kerap diminta menjadi Master of Ceremony (MC),” ungkapnya.
Hanya saja Michael masih kurang dalam grammar. Berbeda dengan pengucapan (pronounce) yang sudah baik lantaran sudah diasah sejak kecil oleh keluarganya yang sehari-hari menggunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi. Dalam lomba Story Telling, peserta dituntut mempunyai kemampuan bahasa Inggris yang mumpuni.* (Dwi Riyanto)